Kantor Pos Besar Yogyakarta warisan arsitektur kolonial Belanda

Berwisata dikawasan heritage Malioboro merupakan pengalaman tak terlupakan bagi sebagian orang ketika berwisata di Yogyakarta. Disamping terkenal akan pusat barang dan kuliner tradisional, Malioboro juga dikelilingi jajaran bangunan cagar budaya yang beberapa diantaranya adalah warisan arsitektur kolonial Belanda.

Salah satu bangunan warisan cagar budaya yaitu Kantor Pos Besar Yogyakarta yang  mengadopsi arsitektur Indische Empire Style atau yang sering kita sebut sebagai Arsitektur Kolonial Belanda. Bangunan ini sendiri terletak di Jalan Panembahan Senopati No. 2 Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta. Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.07/PW.007/MKP/2010, Kantor Pos Besar Yogyakarta ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya.

Dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1912, bangunan ini dirancang oleh arsitek-arsitek dari Burgerlijke Openbare Werken (BOW) pada tahun 1910. Dan pada tahun 1912 mulai dibangunlah sebuah kantor untuk melayani persuratan dan telekomunikasi waktu itu. Bangunan ini awalnya bernama Post, Telegraaf en Telefoonkantoor dan sampai sekarang bangunan ini masih berfungsi sebagai kantor pos bernama Kantor Pos Besar Yogyakarta.

Kantor Pos Besar Yogyakarta terdiri dari dua lantai dimana lantai satu merupakan bangunan cagar budaya yang masih asli. Pemanfaatan ruang di lantai satu dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu bangunan lantai satu sayap utara, terdiri dari area pelayanan yang berdenah memanjang dari timur. Dan bagian kedua adalah lantai satu disayap barat, terdiri dari ruang perkantoran dengan denah memanjang ke belakang dari utara ke selatan yang dibatasi area pelayanan dibagian utara.

Dengan bentuk bangunan memanjang dari timur – barat, Kantor Pos Besar Yogyakarta memiliki orientasi arah ke utara. Struktur bangunan. dibuat menjorok keluar dalam posisi tegak lurus dan memiliki atap tersendiri. Ciri khas lainnya adalah bangunan ini juga memiliki bukaan yang berada di fasadnya. Bentuk bukaannya memiliki dua jenis, yaitu bukaan persegi panjang dan bukaan setengah lingkaran. Pada bangunan ini bentuk bukaan yang dominan dan menonjol pada fasad adalah bukaan setengah lingkaran, sejumlah 6 buah. Bukaan-bukaan pada kantor pos ini bertujuan untuk pencahayaan dengan memasukkan sinar matahari ke dalam bangunan tersebut. Selain itu kita juga dapat temui elemen garis-garis geometris dari plesteran semen, dua menara semu di depan bangunan utama, dan teras yang menjorok ke depan sebagai ciri bangunan Indische Empire Style. 

Indische Empire Style merupakan gaya arsitektur yang berkembang pesat pada masa pendudukan kolonial Belanda di Indonesia antara pertengahan abad ke 18 hingga awal ke 19.  Ciri arsitektur indische sendiri dapat kita lihat pada bentuk denah yang simetri, dinding tebal, langit-langit yang tinggi, penggunaan lantai marmer dan ruang tengah yang terhubung dengan beranda dibagian depan dan belakang. Indische Empire Style diambil dari gaya arsitektur Perancis yang kala itu dinamai Empire Style.

2 comments

Post Comment