Awal Berkembangnya Era Moderinasi Arsitektur Jepang
Jepang telah dikenal sebagai negara dengan inovasi teknologi yang tetap mengadopsi tradisi dan nilai-nilai budayanya. Modernisasi arsitektur Jepang dimulai akhir abad ke 19, ditandai dengan asimilasi bentuk arsitektur barat, teknologi struktur dan penggunaan material seperti kaca, beton dan baja yang dipandang asing bagi arsitektur tradisional Jepang saat itu.
Bangunan publik tidak lagi dibangun menggunakan kayu tetapi sudah menggunakan bata dan beberapa fasad menggunakan batu alam seperti gaya eropa. Bahan beton mulai dikenalkan pada periode Taisho yang menciptakan ruang interior yang lebih luas.
Modernitas ini banyak dipengaruhi beberapa gaya arsitek barat seperti dari Inggris dan Jerman yang terlihat pada bangunan Bank Of Japan, Stasiun Tokyo dan Museum Nasional Tokyo dipertengahan abad ke 20.
Museum Nasional Tokyo (1937) merupakan salah satu contoh bentukan fasad masif dan tertutup tanpa unsur kemegahan arsitektur jepang dimasa itu dimana menjadi kejanggalan bagi nasionalisme tradisi Jepang. Disisi lain karya Frank Lloyd Wright (Hotel Imperil di Tokyo 1915-1967) tidak memiliki pengaruh yang bertahan lama walau pada karyanya ia menunjukkan ketergantungannya pada persepsi estetika Jepang.
Interpretasi gaya kontemporer dari bentuk-bentuk tradisional Jepang mulai terlihat pada periode setelah perang dunia ke 2. Struktur yang dibuat untuk stadion penyelenggaraan Olimpiade Tokyo di tahun 1964 oleh Tange Kenzo mengadopsi bentuk arsitektur argikultural dan shinto yang ditampilkan dalam abstraksi yang menyegarkan. Pada karya arsitektur lainnya dari Tadao Ando juga menggunakan material alami yang mencolok sehingga terintegrasi dengan alam. Arsitektur Jepang abad ke 20 mulai mengembangkan gaya modern dengan menghadirkan lokalitas tradisi Jepang.
Post Comment