5 Cara Rawat Bumi dengan Arsitektur Ekologi

Arsitektur Ekologi

Hari Bumi, 22 April selalu ditandai dengan berbagai serangkai kegiatan yang mengingatkan kita akan pentingnya merawat keberlangsung ekosistem di bumi. Perayaan demi perayaan setidaknya jangan hanya merupakan pengingat akan tetapi mempunyai dampak langsung pada keberlanjutan ekosistem itu sendiri. Arsitektur sebagai salah satu pilar juga mempunyai peran penting untuk menjaga keselarasan dan keberlangsungan ekosistem bumi, Arsitektur Ekologi atau lebih dikenal dengan “Eco Architecture” diperkenalkan untuk menjadi pengingat bahwa Arsitektur untuk Keberlangsungan Bumi menjadi penting untuk dapat diimplementasikan.

Menurut Heinz Frick dalam jurnal Definisi Arsitektur Ekologi ada beberapa prinsip bangunan ekologis, antara lain seperti :

  • Penggunaan bahan baku alam tidak lebih cepat dari pada alam mampu membentuk penggantinya.
  • Menciptakan sistem yang menggunakan sebanyak mungkin energi terbarukan.
  • Mengizinkan hasil limbah (potongan, sampah, dsb) untuk dapat digunakan atau sebagai bahan mentah untuk produksi bahan lain.
  • Meningkatkan penyesuaian fungsional dan keanekaragaman biologis.

Dalam perjalanannya penerapan arsitektur ekologis pada hunian secara sederhana dapat diimplementasi dengan berbagai cara.

Prinsip sederhana Arsitektur Ekologi

Penataan ruang yang efektif dan optimal. Penataan ruang yang perlu diperhatikan bukan hanya sekedar interkoneksi antar ruang, dan sirkulasi orang tertapi juga melibatkan interaksi dan pemanfaatan potensi alam disekitarnya. Bagaimana kita dapat mengatur orientasi dan koneksi ruang menjadi penting. Paparan Cahaya matahari bisa bisa kita manfaatkan pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan pencahayaan. Begitupula bukaan-bukaan yang diperlukan, ruangan berhimpitan perlu dihindari agar mendapatkan sirkulasi udara yang lebih baik antar ruang yang ada.    

Bukaan atau ventilasi alami pada bangunan, ventilasi dapat menangani dan mengatur sirkulasi udara pada ruang, semakin besar ventilasi semakin baik udara yang dihasilkan. Akan tetapi ada hal yang perlu diperhatikan juga yaitu pola pengaturan aliran udara masuk dan keluar sehingga kualitas udara didalam ruang menjadi lebih baik dan terus menerus diperbaharui. Hindari penempatan bukaan yang hanya disatu sisi, karena secara alamiah, aliran udara akan mengalir lebih baik dari arah yang satu ke arah lainnya.

Pencahayaan buatan dan alami, pencahayaan alami didapat dengan memaksimalkan Cahaya matahari masuk ke ruangan sehingga penggunaan energi untuk pencahayaan buatan dapat dikurangi. Menjadi penting buat kita untuk mengetahui arah paparan sinar matahari ke bangunan mulai pagi hari hingga petang. Dari sini kita bisa mengatur tata letak ruang agar mendapatkan Cahaya matahari seiring waktu berjalan. Untuk meminimalkan panas matahari yang masuk ke dalam ruangan dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan “secondary skin”.

Pengoptimalan penggunaan vegetasi, memberikan vegetasi pada tapak untuk penghijauan. Seperti penanaman vegetasi untuk mengurangi kebisingan dari luar tapak ke dalam tapak, penanaman vegetasi perdu atau Semak untuk tanaman pagar, vegetasi peneduh berfungsi untuk mengurangi panas dari sinar matahari.

Penggunaan energi alam, dalam menerapkan prinsip hemat energi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan energi potensial yang disediakan oleh alam. Indonesia, sebagai negara tropis mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat berlimpah seperti intensitas hujan dan panas yang cukup tinggi. Potensi alam ini dapat digunakan sebagai komponen-komponen untuk menyediakan energi bagi bangunan itu sendiri. Seperti penggunaan panel surya, penerapan penampungan air hujan.

5 hal sederhana diatas setidaknya bisa memberikan dampak langsung pada penciptaan bangunan yang nyaman, menyatu dengan lingkungan dan efisien dalam penggunaan energi. Dapat kita simpulkan, Arsitektur Ekologi berorientasi pada model Pembangunan yang memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan buatan yang harmonis antara lingkungan, manusia dan bangunan.

Jadi merawat keberlanjutan bumi bukan hanya sekedar menanam pohon tapi lebih luas lagi Dimana kita dapat mengoptimalkan penggunaan energi buatan pada hunian kita sehingga efisiensi pemanfaatan sumber daya alam untuk energi bisa dilakukan.

Post Comment